Proyek BBL E Cerpen Tema 8 & 9 - Ilusi Kebenaran
Ilusi Kebenaran
Mariza X MIPA 1/21 dan Vannya X MIPA 1/29
Sudah dua tahun, Elias. Apa saja yang kau lakukan dalam 730 hari terakhir? Secara logika, kita tahu bahwa tidak ada peristiwa yang berlangsung tanpa medium ruang dan tidak satupun dilepaskan dari hitungan waktu yang terus berputar. Tapi kita terjebak di tempat ini, dalam ruang misterius yang diam-diam mematikan. Dan sejak detik pertama kita bergabung dalam permainan sampah ini, waktu seolah ikut mati.
Elias terkesiap dari tidurnya. Matahari sudah tinggi ketika bunyi lonceng peringatan tahunan yang mebuatnya terbangun itu berdentang-dentang. Elias menyeka wajahnya yang berkeringat, lantas berjengit panik melirik jarum jam di atas nakas. Pemuda itu benar-benar terlambat.
Elias merutuki dirinya. Tidak seharusnya ia begadang semalaman. Hal ini terjadi karena ia mengerjakan proyek pertahanan perangnya. Semalaman Elias memeriksa ulang menggunakan mikrometer sekrup ketebalan kawat yang akan ia gunakan. Meskipun terlihat serampangan, dalam mengukur sesuatu Elias adalah orang yang cukup terampil. Ketelitiannya tak pernah meleset barang semili. Ratusan potong kawat terperiksa tepat berdiameter 0,7 meter dan panjang 10, 03 cm. Bahkan sampai angka nol dan koma pun selalu Elias perhatikan dengan benar.
“Elias!” Apin, perempuan yang berstatus sebagai sepupu jauh sekaligus satu-satunya kenalan Elias di tempat itu menjerit tak sabar. “Anak bahlul, bisa-bisanya kau bangun kesiangan di hari sepenting ini!” Apin bersungut-sungut, lantas menyeret Elias menuju pusat perayaan hari bersejarah itu. “Kau tidak ingat perayaan tahun lalu, Elias? Orang-orang yang datang terlambat hari itu bahkan tidak bisa memasuki area balai kota.” Gadis itu terus menerjang kerumunan sembari menggerutu.
“Yang lalu biar berlalu, Kak Apin.” Elias akhirnya bersuara, berujar lesu.
“Astaga, kau harusnya belajar dari kejadian di masa lalu, Elias!” Seru Apin kesal. “Suatu keadaan terjadi karena adanya hubungan dengan keadaan yang lainnya, baik keadaan hari ini, keadaan masa lampau, dan keduanya berpengaruh pada masa yang akan datang. Karena itu, kau harus benar-benar berpikir mau seperti apa sejarah hidupmu dikenang suatu hari nanti, Elias.” Apin diam sejenak, menarik napas.
“Sejarah sebagai peristiwa adalah fakta yang asalnya dari peristiwa-peristiwa masa lampau yang benar-benar terjadi. Sejarah sebagai kisah, diartikan sebagai peristiwa-peristiwa masa lalu yang direkonstruksi dan diceritakan kepada masyarakat. Sejarah sebagai ilmu berarti peristiwa-peristiwa sejarah digali kembali kebenarannya berdasarkan metode ilmiah, dan disusun secara sistematis sehingga bersifat edukatif. Lalu terakhir, sejarah sebagai seni artinya peristiwa-peristiwa sejarah dapat ditulis dan diceritakan kembali sesuai dengan fakta aslinya namun dengan memasukkan unsur-unsur estetika dan imajinasi.”
“Kenapa kau ceramahi aku seperti ini, Kak Apin?” Elias mengurut kening, pening.
“Tidak apa-apa, mengenang masa SMA saja.” Apin tertawa-tawa, “Dua konsep berpikir yang kerap digunakan dalam mengkaji sejarah adalah cara berpikir diakronik dan sinkronik. Kedua konsep itu saling melengkapi untuk memahami suatu peristiwa sejarah. konsep diakronik adalah adalah pembabakan sejarah berdasarkan urutan peristiwa dan urutan waktu. Sedangkan cara berpikir sinkronik adalah pembahasan sejarah pada suatu peristiwa secara spesifik dan mendalam.”
“Baik, aku tidak mau dengar lagi.” Elias mendengus jengkel sembari mempercepat langkahnya, meninggalkan Apin yang tertawa terbahak-bahak.
Jalanan yang mereka lalui mulai ramai, suara Apin bercampur dengan riuhnya suara orang-orang. Elias tak memerhatikan, kepalanya berdenyut, pusing. Sejujurnya ia lelah sekali dengan perubahan hidupnya yang mendadak konyol sejak 2 tahun terakhir. Elias tak akan melupakan hari itu, hari dimana tatanan dunia berubah dalam sekejap mata. Tujuh ribu manusia dari seluruh penjuru bumi tersedot masuk dalam sebuah permainan dimana mereka harus “memanjat” sebuah Menara. Di mana kenaikan lantai hanya bisa mereka peroleh melalui perebutan sumber daya di lantai yang Elias tempati saat ini. Lantai 1, Indonesia.
Pikiran lelaki itu kembali berkelana menuju sekeping memori tentang mimpinya sebelum terbangun pagi tadi—Kita terjebak di tempat ini, dalam ruang misterius yang diam-diam mematikan. Dan sejak detik pertama kita bergabung dalam permainan sampah ini, waktu seolah ikut mati. Elias berdecih, kesal sendiri. Apanya yang waktu seolah ikut mati? Bagi Elias, waktu selalu tepat waktu dan berjalan seperti biasa. Bahkan sampai saat ini, terhitung 730 hari waktu Elias sebagai remaja di kehidupan normalnya terbuang sia-sia.
“Lihat, Elias! Balai kota sudah padat. Ah, aku bersumpah ini sungguh salahmu!” Apin menggaruk wajahnya, frustasi.
“Hati-hati!” dari arah utara ada sebuah sepeda lewat nyaris menabrak Apin yang tidak melihat sekeliling, padahal jelas-jelas sudah ada rambu-rambu bÙ xing, yang berarti ini area pejalan kaki.
“Haish sial sekali aku hari ini !” Omel Apin marah-marah
Alih-alih menanggapi omelan Apin, Elias menatap sendu pada bangunan yang sudah seperti nasi ditengah satu koloni semut itu. “Doesn't the city hall look like the Yogyakarta Palace?"
“Nostalgic, huh?” Apin menyikut rusuk adik sepupunya itu, bercanda.
Elias menghela napas berat, “I really miss my normal world.” Ujarnya, bersedekap.
“Kamu sudah pernah ke sana?” Apin bertanya.
“Kraton Yogyakarta? Of course!” Elias menggebu-gebu,“Kraton Yogyakarta or Sultan Palace was build in 1756 by Prince Mangkubumi (Hamengkubuwono I) as a center of the Kingdom Ngayogyakarta. The palace building stretches from north to south. In the north front side of the palace you can find the square also called “Plaza North” and at the the backyard is called “Southern Square”.
The inner Palace is the center of the compound and is decorated with beautiful ornaments and has teak wood structures in its interior. Inside the inner palace is the Sultan’s work room and library where he used to carry out his work. There is also a special room for royal weddings and for the inauguration of Princes or Princesses. The most important area in the inner palace is Bangsal Prabayeksa, a hall where sacred weapons are kept. On permanent display in the hall are a collection of keris, spears, knifes, arrows, war uniforms and guns. Once a year, in the Suro month, a Javanese month, the weapons are cleaned during a sacred ceremony.”
Apin mendesah jengah, “Baik, aku mengerti. Cukup.” Gadis itu berusaha menyampaikan maskudnya—jangan ajari aku hal-hal semacam itu. “Oh, lihat! Itu algojo Roksoo.”
“Saudara sekalian, genap dua tahun kita semua terikat dalam system permainan menara ini. Untuk itu, menyikapi hal-hal yang menjadi masalah di wilayah kita selama dua tahun terakhir, hari ini kita akan mengambil keputusan atas penyelesaian masalah-masalah itu. Mengingat lantai ini adalah lantai Indonesia, maka perkenankan saya mengulik hukum negara saya, Indonesia untuk diterapkan di wilayah ini. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.
Pertama, terkait dengan masalah agama dan kepercayaan yang beberapa kali mengundang perdebatan di tempat ini. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu.
Lalu untuk masalah pertahanan, terlebih dalam masa perebutan sumber daya ini. Kita pahami bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.
Selanjutnya, berkaitan dengan ancaman yang kita hadapi secara nyata dari kubu seberang. Di bidang ekonomi, kebiasaan mengimpor kebutuhan dari negeri seberang sejak diberlakukannya globalisasi ekonomi perlu dikurangi, dan kedepannya kita akan berlakukan system ekonomi kerakyatan. Di bidang sosial budaya, kita punya masalah kemiskinan dan keterbelakangan, saya rasa hal ini cukup berbahaya karena bisa berdampak pada munculnya pemberontakan. Untuk itu saya minta anda sekalian untuk meningkatkan rasa nasionalisme pada kubu Kaisar kita ini. Di bidang ketahanan dan keamanan, seperti yang saya sudah sebutkan di awal tadi, kita terapkan system hankamrata dan tumbuhkanlah sikap belanegara. Yang wajib melindungi Negeri Kaisar ini bukan hanya apparat terpilih, melainkan rakyat semuanya.”
Algojo itu menyita penuh perhatian seluruh rakyat. Roksoo berdeham sejenak, kemudian melanjutkan, “Di Indonesia, agama Hindu dan Budha masuk ratusan tahun yang lalu. Agama yang paling tua di Indonesia, yang menggeser kepercayaan animisme dinamisme yang sudah ada sebelumnya, serta mengenalkan masyarakat masa itu kepada tulisan. Lalu setelah beberapa waktu berlalu, masuklah Islam yang menggantikan kerajaan Hindu-Budha dengan Kesultanan. Kedua agama besar ini memiliki persamaan, yaitu dibawa masuk oleh komunikasi dari mulut ke mulut. Dalam proses masuknya Hindu-Budha, yaitu melalui orang India dari kasta Brahmana, Ksatria, dan Waisya (khususnya para saudagar yang menepi di Indonesia). Lalu untuk proses masuknya Islam, diketahui melalui empat teori yakni Islam dibawa oleh Bangsa Arab, India, Cina, dan Persia. Dari sini kita bisa belajar, bahwa komunikasi itu penting dan kuat sekali. Bahkan bisa membuat suatu negeri menemukan Agama yang diyakini, bahkan bisa mengubah hidup manusia sampai saat ini,”
Berbeda dengan Apin yang menyimak pidato penuh antusias, Elias justru menguap saking bosannya. Adegan ini membuatnya teringat akan upacara bendera di sekolah, hal yang harusnya masih ia lakukan saat ini sebagai siswa SMA.
“Jangan tidur, Elias.” Ujar seorang lelaki, membuat Elias cepat menoleh ke belakang.
“Ade!” Pemuda itu nyaris menjerit saking terkejutnya.
“Cepat pilih, Elias, kau mau ikut aku atau tetap mendengar ocehan si algojo pongah itu?” Ade menawarkan opsi. Dengan cepat Elias mengangkat jari telunjuknya.
“Opsi satu, aku ikut denganmu.” Ujarnya, segera menyingkir dari kerumunan itu.
“Pilihan bagus. Tidakkah kau pikir ini keterlaluan? Kenapa Kaisar kita tidak pernah menunjukkan diri pada siapapun dan malah membiarkan algojonya yang memimpin rakyat?” Ujar Ade sembari memimpin jalan.
“Aku juga tak paham dengan hal itu. Kaisar seharusnya bisa membawa kita lepas dari perang sumber daya ini dan segera naik tingkat atau apalah itu. Bersembunyi di kegelapan seperti ini benar-benar sebuah tindakan yang tidak bertanggung jawab.” Elias menanggapi.
Mereka berhenti di sebuah kedai tutup di pinggir jalan. Seorang gadis berambut cepak menyambut mereka dengan ceria, “Selamat datang!” Ujarnya.
Gadis itu bernama Anna, diperkenalkan oleh Ade sebagai teman lamanya. Di ruangan itu ada juga seorang lelaki bernama Skyper, pejuang Perang Sumber Daya pangkat bawah yang tampak muak dengan hidup yang dijalaninya. Mereka pun segera akrab melalui topik ketidakbertanggungjawaban Kaisar terhadap rakyatnya.
“Aku punya ide,” pungkas Elias tiba-tiba. “Bagaimana kalau aku menyamar sebagai Kaisar?” Tanyanya, membuat seisi ruangan itu terpengangah.
“Anak sinting.” Anna mengumpat.
“Kenapa? Menurutku ini ide yang bagus. Toh, Kaisar itu memang tidak becus menjalankan tugasnya. Kalau di dunia nyata, orang seperti itu pasti sudah mengundang pemberontakan dimana-mana.” Elias membela diri.
“Itu gila, tapi menurutku bukan ide yang buruk. Di masa seperti ini kita butuh pemimpin. Tanpa adanya pemimpin, kubu Kaisar ini akan terus terombang-ambing tanpa kejelasan seperti ini. Algojo Roksoo memang cukup kuat untuk menjaga kita, tapi selain kekuatan fisik, kita juga butuh otak dan kepemimpinan yang jelas.” Skyper tanpa disangka-sangka menyetujui ide Elias.
“Baik, kalau begitu sepakat!” Elias mengambil keputusan. “Aku minta kalian jaga rahasia ini.”
“Rahasia? Setidaknya aku boleh mengumumkan rencana pemberontakan ini untuk mencari lebih banyak pengikut, bukan?” Tanya Skyper, yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Elias.
“Nanti, aku akan tunggu momen untuk memproklamasikan pemberontakan.” Pemuda itu tersenyum penuh rencana.
“Proklamasi,” Anna terkekeh, “Menggelikan.”
“Proklamasi itu keren, tahu!” Elias berseru jengkel. “Aku selalu membayangkan tentang proklamasi kemerdekaan di Indonesia pada tahun 1945 dulu. Pasti sangat mendebarkan.” Gumam lelaku itu.
“Proclamation of Indonesian Independence.” Elias tiba-tiba bangkit berdiri.
“The Proclamation of Indonesian Independence was read at 10.00 a.m. on Friday, 17 August 1945.
The declaration marked the start of the diplomatic and armed resistance of the Indonesian National Revolution, fighting against the forces of the Netherlands and pro-Dutch civilians, until the latter officially acknowledged Indonesia’s independence in 1949. The Netherlands declared that they had decided to accept de facto 17 August 1945 as Indonesia’s independence date. The United Nations, who mediated in the conflict, formally acknowledge the date of independence as 27 December 1949.
The document was signed by Sukarno and Mohammad Hatta, who were appointed president and vice-president respectively the following day.” Elias berceloteh sembari mondar-mandir di ruangan kecil itu.
“Jadi kita pasti akan menang!” tambah Elias percaya diri
“Hah…. untuk bisa diyakinkan semudah itu..” Anna sambil tersenyum melihat ke arah mereka, ide Elias tidak seburuk itu, malahan itu sangat menarik minatnya, kesempatan untuk pergi dari kehidupan penuh deritanya tidak akan dia buang sia-sia.
“Aku masih penasaran dengan Indonesia, apa ada sesuatu dari Indonesiaa yang sangat terkenal dan diketahui banyak orang?” Skyper dengan santai mengubah topik pembicaraan
“Ada kok namanya komodo dragon” Jelas Elias
“Komodo dragon?” Skyper penasaran
“Komodo Dragon
Komodo dragon is the largest lizard on earth. It lives within the scrub and land of some Indonesian islands. Komodo dragon is the world’s heaviest lizard, advising one hundred fifty pounds or a lot of. The most important Komodo ever measured was quite ten feet (3 meters) long and weighed 366 pounds (166 kg) however, the common size of Komodo within the wild is about eight feet (2.5 meters) long and two hundred pounds or 91 kg.
Komodo has gray scale skin, a pointed snout, powerful limbs, and a muscular tail. They use their keen sense of smell to find decaying an animal remains from many miles away. They additionally hunt different lizards yet as massive mammals and generally barbarian. The Komodo dragon’s teeth are nearly utterly coated by its gums. Once it feeds, the gums bleed, making a perfect culture for virulent microorganism. The microorganism that boards the Komodo dragon’s spit causes blood disease, or septicemia, in its victims. A dragon can bite its prey, then follow it till the animal is simply too weak to hold on. This lizard species is vulnerable by looking, loss of prey species, and surrounding loss.” Elias explained
“Sudah-sudah ayo kembali ke topik, Ade kamu ikut juga kan ?” Anna bertanya mengembalikan pertanyaan itu ke jalurnya
“Jika kita menjalankan rencana itu, bagaimana dengan rajanya ?” tanya Ade masih skeptis dengan ide tersebut, ada alasan mereka tidak pernah memulai pemberontakan ini. Semua orang yang berada di menara tahu, bahwa hanya kaisar yang dapat membunuh raja.
“Tidak apa, lagian kita melakukan pemberontakan ini untuk memancing kaisar asli keluar, bukan untuk membunuh raja” kata Elias mencoba meyakinkan Ade.
Ade tahu memulai pemberontakan tanpa membunuh raja adalah ketidakmungkinan, tetapi tidak mungkin ia meninggalkan kesempatan ini, meninggalkan teman-temannya yang sudah ia anggap keluarga sendiri, sambil menggigit bibir bawahnya Ade mengangguk, setidaknya ia akan menjaga teman-temannya dari raja yang pasti akan mencoba membunuh mereka.
“Berarti kita sudah jelas kan, aku akan telpon Apin, dan rencana kita dimulai.” Mereka semua saling menatap, meyakinkan satu sama lain bahwa mereka melakukan hal benar.
*****
Terlihat seorang pria berambut hitam legam dan wanita ras kaukasia diam-diam masuk ke sebuah restoran, dengan cepat dia berjalan ke salah satu meja di sudut yang terlihat sudah dihuni oleh 3 orang lain yaitu Ade, Skyper, dan Anna.
“Maaf terlambat” kata Elias kepada teman-temannya, ia datang dengan Apin. Maklum, mereka tinggal satu rumah.
Di depannya sudah terlihat banyak makanan yang sudah di pesan duluan. Matanya langsung tertuju pada kornet sapi, dan juga udang ebi makanan favoritnya. Skyper tertawa kecil melihat bintang di mata Elias karna makanan favoritnya.
“Oh kamu tau gak, kornet sapi di tempat ini terkenal dengan kornet sapi paling enak loh!” ucap Skylar, membuat bintang di mata Elias makin bersinar
“Iya harganya ramah dompet banget, tetapi tetap memperhitungkan keuntungan yang akan mereka dapatkan, dan juga dengan harga yang dapat bersaing dengan merek lain.” Anna ikut-ikutan
“Apalagi mereka melakukan pemasaran dengan baik, salah satu iklan mereka setahuku sangat terkenal, belum lagi dengan mereka yang tidak pelit memberi promo sehingga para pembeli dapat terus membeli tanpa perlu terlalu peduli dengan dompet” Apin menambahkan
“Sudah jangan bahas makanan lagi, kita kan ke sini untuk buat rencana.” Ade mencoba menarik fokus mereka kembali ke jalan yang benar.
“Ngomong-ngomong tentang itu dari informanku sih katanya hari ini akan ada penyerangan.” Kata Apin dengan santainya.
Sisa orang di kelompok menganga lebar-lebar, hal sepenting ini dan Apin tidak memiliki niat untuk memberi tahu mereka sebelumnya. Tepat saat Skper membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu, ledakan terdengar di depan restoran.
“Sembunyi!” Ade dengan cepat menarik Anna yang ada di dekatnya untuk berlindung di bawah meja.
“Kita harus memulainya sekarang kalau ingin menjalankan rencana itu !!” Seru Anna Kepada yang lain
“Caranya?!” Elias berseru kembali
“Gunakan ini!” Anna menyerahkan sebuah pedang yang selama ini ia simpan, Elias yang melihatnya membulatkan mata, panah itu ialah simbol bahwa orang tersebut ialah robinhood, ‘algojo’ dari pihak kaisar
“Kau baga-”
“Sekarang atau tidak sama sekali!” Elias terkejut mendengar teriakan Anna, sekarang di sekitarnya telah menjadi lautan darah, Elias mencengkram erat sebilah pedang. Punggungnya tegak, berdegap maju dengan dagu terangkat. Pemuda itu naik ke atas tumpukan bangkai para penjajah.
“Siapa yang kalian cari?” Tanyanya. Membuat seisi area itu membisu seketika. “Akulah Sang Kaisar.”
Maka penuhlah tempat itu dengan sorak-sorai.
Keadaan sudah diluar kendali, pembantaian satu pihak yang terjadi telah berubah keadaannya karna pernyataan Elias. Elias berada di garis depan memegang pedang Anna sambil mengalahkan pasukan musuh
“Kita juga harus membantu!” Ade berkata kepada teman-temannya yang lain.
Peperangan kecil yang terjadi di restoran tersebut telah berlangsung selama 30 menit, mayat dan darah ada di mana-mana, misi kali ini ialah bunuh atau dibunuh.
‘Jleb…’ suara panah yang mengenai tubuh itu mengagetkan semua orang, dan merekapun menoleh ke arah si korban. Seorang pemanah menarik anak panah dari busurnya, sebenarnya arah gerak anak panah merupakan penjumlahan vektor gaya tarik tali dari kedua ujung busur.
“Ade!” suara teriakan dari Anna, Skyper, Apin, dan Elias terdengar menggema.
“Kau sialan!” Skyper dengan cepat mengayunkan pedang yang digunakannya dari tadi ke arah pemanah tersebut.
“Skyper bawa Ade ketempat aman !” Elias berteriak ke arah Skyper yang paling dekat dengan tubuh Ade. Skyper tanpa basa basi mengangkat tubuh Ade dan membawanya ke tempat yang aman.
Setelah apa yang terasa seperti selamanya semua pasukan dari pihak Raja akhirnya berhasil dibunuh, Elias menddekati Anna, dan Apin sambil mengecek kondisi tubuh mereka takut-takut ada luka parah.
“Sudah sudah.. Kami tidak terluka kok, sekarang kita harus ke tempat Ade dulu” kata Anna, dia sangat khawatir dengan kondisi Ade sekarang, mereka pun berlari ke arah Skylar pergi tadi meninggalkan restoran tersebut.
Setelah beberapa menit merekapun akhirnya menemukan Skyper dengan kondisi yang memprihatinkan, ia terlihat menangis sambil memeluk tubuh Ade erat-erat.
“Sky.. Ade tidak apa-apa, kan?” Elias maju selangkah mendekat, Skyper yang mendengarnya hanya bisa mendongak sambil menggelengkan kepalanya.
“Ha ha ha.. ha.. bercandaanmu sama sekali tidak lucu, tahu!” Tawa paksa muncul dari! bibir Apin sambil terus menatap ke arah mayat Ade.
“Kau- kau..” Ucap Skyper sambil menatap ke arah Apin yang sedang menangis. “Kau tahu ini akan terjadi kan?! Tidak, tidak… kau orang yang merencanakan ini kan!”
Skyper dengan cepat maju dan berusaha memukul Apin, Elias dan Anna yang melihatnya langsung berdiri di tengah-tengah mereka berdua, berusaha memisahkan.
“Skyper berhenti membuat tuduhan kita sudah kehilangan satu, tolong jangan kehilangan yang lain juga, kita keluarga kan..” Suara Anna yang semakin lama semakin menghilang, ia juga punya kecurigaan tersebut, tetapi kehilangan Ade sudah cukup ia tak ingin kehilangan orang lain lagi terutama di satu hari yang sama.
“Lagian Apin tidak mungkin melakukan hal seperti itu, ya kan?” Yakin Elias entah meyakinkan dirinya sendiri atau Skyper.
Apin menatap ke arah teman-temannya, rasa bersalah atas kejadian ini membuat hatinya sakit, semua tuduhan ini seperti pengingat untuknya bahwa ia adalah bagian dari alasan kematian Ade. Tanpa ia sadari tubuhnya telah bergerak terlebih dahulu, ia berputar dan berlari menjauh dari temannya ke arah gelapnya hutan malam.
****
Apin tidak tahu sudah seberapa lama ia berlari tapi ia tahu bahwa itu tidak cukup, entahlah ia kabur dari teman-temannya atau dari rasa bersalahnya.
‘Brak..’ Apin terjatuh tersandung sesuatu ia menoleh untuk melihat jamur, sebagai alasan jatuhnya ia.
“Jamur itu bukankah jamur kuping yang bisa di makan ?” Apin bicara sendiri, sambil mendekat ke arah jamur itu
“Jamur itu sendiri jika didefinisikan berarti sel eukariotik yang tidak memiliki klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung kitin, bersifat heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding selnya, mengekskresikan enzim ekstraselular ke lingkungan melalui spora, dan melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual.” Apin mengatakannya sambil melihat lihat jamur itu
“Indonesia mau di dunia nyata, ataupun dalam menara memang selalu memiliki keberagaman yang sangat indah dan menarik ya, dimana salah satunya adalah keanekaragaman hayati, yaitu keanekaragaman gen, jenis, dan ekosistem. Contohnya banyaknya jenis jamur yang ada di Indonesia ini” Bangga Apin terhadap negara asalnya dalam hati
Menyadari bahwa otaknya kemana-mana Apin memukul pipinya pelan, rasa bersalah sekali lagi menyerangnya. Bukan keinginannya bahwa ia mendapat peran ‘spy’, peran yang membuatnya dapat mengkhianati kedua kubu, dan orang bodohpun tahu bahwa kemungkinan besar perang ini akan dimenangkan oleh sudut raja.
“Hah..” menghela nafasnya pelan, Apin mengingat masa-masanya saat masih di bumi, dulu ia adaalah orang baik-baik, keluarganya rajin ke gereja, bahkan sering ikut dalam pelayanan Apin menarik keluar kalung yang selalma ini ia sembunyikaan, kalung kecil berwarna perak dengan simbol salib.
Air mata tanpa sadar keluar, Apin sadar Yesus saja mau untuk wafat di kayu salib untuk seluruh umat manusia, sedangkan dirinya bahkan tidak berani berkorban untuk teman-temannya, Apin berdiri dan melihat ke arahnya datang tadi, dan tanpa berpikir dua kali ia berlari ke sana, kembali ke keluarganya di tempat ini, teman-temannya
****
Elias berdecih kesal, setelah kaburnya Apin tiba-tiba ia dikejutkan oleh pasukan raja yang sangat banyak mengelilingi mereka, mereka berhasil selamat karna para ksatria utama raja, dan beberapa relawan ikut membantu.
“Semua ini akan lebih mudah jika kau menyerah, Kaisar.” Elias menoleh ke arah suara itu, dan ia melihat seorang pria berambut putih dengan tampang seolah pemuda di akhir 20-an.
“Asta..” Siapa yang tidak kenal ia pemimpin dari fraksi Raja, sang Raja.
“Kau tau awalnya aku ingin mengikuti permainan kalian, tetapi akhir-akhir ini aku sangat sibuk, kau tahu?” Asta menyeringai kecil, lalu meoleh ke salah satu bawahannya.
“Ini, kubawa hadiah untukmu.” Asta lalu menoleh ke timur dari sana terlihat seorang pria yang terlihat biasa saja, orang tersebut langsung menunduk ketika melihat Asta.
“Ada perlu apa, Rajaku?” ucap pria tersebut
“Ada seseorang yang mengaku sebagai Kaisar, bagaimana menurutmu Violent?” tanya Asta ke pria bernama Violent tersebut. Elias kaget dalam hatinya, ia bisa menebak siapa pria di depannya ini, tetapi mencoba tidak mempercayainya dengan seluruh hatinya.
“Kaisar? bukankah aku Kaisarnya?” semua orang yang berada di medan perang mendengarnya dan menghentikan pertarungan mereka. Apa maksudnya? Bukankah Elias adalah sang Kaisar?
Skyper dan Anna saling berpandangan mereka tahu ini salah satu akibat yang akan mereka terima saat menjalankan rencana ini, tetapi mereka tidak berpikir akan secepat ini.
“Ya, kau benar. Aku memang bukan Kaisar yang sebenarnya.” semua orang di peperangan tersebut berhenti, dan menatap ke arah Elias, beberapa orang dari pihak kaisar merasa marah, kecewa, dan sedih
“Tetapi apakah hanya karna aku bukan yang asli, aku tidak layak untuk memimpin perang? peperangan ini bukan hanya tentang memanjat menara atau tidak, ini tentang banyaknya orang yang berada di pihak Kaisar yang menderita, penjajahan ini memakan terlalu banyak korban, maka dari itu seseorang harus mengambil langkah pertama, dan saya akan mengambil langkah pertama, karna seseorang yang seharusnya melakukannya malah berpihak di pihak lain. Kita harus memulai pemberontakan ini”
“Aturan menara ada untuk ditepati, dan juga bukankah pemberontakan hanya bisa dipimpin oleh kaisar karna ada alasannya tersendiri. Sekuat apapun kamu, kamu tidak bisa memenangkan peperangan tanpa kaisar asli, dan pengorbanan diperlukan untuk kebahagiaan, dibandingkan memanjat menara yang tidak diyakini kelayakannya, kita tidak yakin apakah di lantai yang lebih tinggi kemanusiaan akan lebih tinggi juga. Maka dari itu pemberontakan lebih baik tidak dilakukan, karna kita hanya akan menuju ketidakpastian.”
Semua orang dalam perang tersebut mengalami peperangan batin mereka sendiri, tidak ada yang sepenuhnya salah dalam peperangan ini, ini tentang ideologi dan sudut pandang
“Wah wah wah, bukankah sesuatu yang menyenangkan sedang terjadi sekarang But All the good things must come to an end” semua orang menoleh ke arah sumber suara, ada administrator, atau begitulah mereka suka untuk dipanggil. Administrator tersebut lalu menoleh ke arah 3 ‘pemeran utama’ dalam kondisi sekarang ini. Elias, Asta, dan Violent.
“Hey ingin membuat perjanjian ?” suara tersebut tiba-tiba muncul di otak Elias, ia mencoba berakting hingga orang lain tidak dapat melihatnya
“aku mendengarkan” Elias tidak ingin terdengar terlalu meminta, ia ingin perjanjian ini dibuat semenguntungkan mungkin untuknya.
“Aku bisa membuatmu menjadi kaisar yang sebenarnya.” tawar sang administrator.
“Apa yang harus ku korbankan ?” Elias tahu segala hal datang dengan harga.
Administrator menyeringai gila sambil menunjuk Violent, “nyawanya”
Elias meneguk ludah yang rasanya tersangkut di tenggorokannya, ini bukan seperti ia tidak pernah melakukannya, hanya saja berbeda rasanya karna ia juga tidak merasa ideologinya benar 100%.
“Baiklah,” tidak ada jalan kembali. Ambil atau mati.
Tepat saat Elias ingin menyerang sebuah pedang kecil dengan cepat terbang ke arah Violent, untungnya refleknya cukup cepat untuk menahannya.
“Sudah kuduga kau akan mengkhianati kami.” dengan wajah tak sedap dipandang Asta memandang ke arah asal pedang tersebut, di sana terlihat Apin yang melihat tajam ke arah Asta.
“Lawanlah Violent itu, aku akan mengurus yang satunya” Apin mengucapkannya dengan lembut sambil menoleh ke arah Elias, Elias mengangguk dia tahu Apin tidak akan pernah meninggalkannya.
Peperangan antara Violent dan Elias menarik fokus semua orang, yang dengan cepat dipecah oleh Roksoo yang memerintah para prajurit untuk maju. Pedang Violent dan Elias bertemu mereka saling menatap tajam ini tentang status, ideologi, dan harga diri. Yang kalah akan kehilangan semuanya dan yang menang akan mendapatkan semuanya.
Elias mengertakan giginya Violent ini terlalu ahli dalam bermain pedang, dan ia tahu bahwa dirinya bukan tandingannya.
“Kenapa kau gugup begitu, hah?” Anna mengatakan hal tersebut sambil melepas satu anak panah lagi untuk memecah fokus Violent, anak panah tersebut terbang dari busur Anna dengan cepat, dimana dengan perhitungan yang tepat arah anak panah tersebut ialah penjumlahan vektor gaya tarik tali dari kedua ujung busur tersebut. Selain itu di saat bersamaan Skyper maju untuk menyerang dengan pedangnya.
Tiga lawan satu membuat kondisi Elias diuntungkan, perlahan energi Violent habis terlihat dari permainan pedangnya yang sudah tak selihai dulu.
“Kau akan ma-” tepat sebelum Violent menyelesaikan kata-katanya, ia sudah berhenti bernafas.
“Mundur!” Asta yang mellihatnya dari jauh langsung merasa ketakutan di seluruh tubuhnya.
“Serang !” saat itulah posisi berbalik, dengan kondisi mental yang lebih baik, pihak kaisar baru dapat mendominasi peperangan.
Elias, Anna, dan Skyper pergi ke arah Apin membantunya untuk mengalahkan Asta, dengan kerja sama mereka perlahan lahan mereka berhasil memojokkan Asta
“walau kalian berhasil memojokanku kalian tidak bisa membunuhku !” Asta masih merasa di atas angin karna adanya aturan itu
“Begitukah?” dengan tampang sombong Elias maju dengan percaya diri dan mengangkat pedangnya tinggi-tinggi.
“Sampaikan permohonan maafku kepada Violent juga” sambil menebas pedangnya dengan arah Vertikal ke arah Asta, Elias ujarkan.
‘Selamat kalian telah memenangkan pertandingan’
Notifikasi tersebut muncul di hadapan semua orang yang berada di pihak Elias, suara sorakan terdengar mengudara, tanda bahagia karena akhirnya mereka berhasil lepas dari penderitaan itu.
‘Progres ke lantai berikutnya…’
Perlahan tiap-tiap orang berubah menjadi debu dan naik ke lantai dua, diiringi dengan suara seseorang membaca puisi.
Komentar
Posting Komentar